PENYESALAN RACHEL MARYAM


R***el M***am sedang
beristirahat di kamarnya. Gadis
cantik itu baru saja menyelesaikan
syuting film terbarunya "Andai Ia
Tahu. Kini ia menjadi public figure
yang semakin terkenal.
Popularitasnya meningkat melebihi
ketika ia ambil peran dalam
sinetron "Strawberry". R***el hampir
terlelap dalam tidur ketika tiba-tiba
pintu kamarnya diketuk.
"Mbak R***el, ada tamu" kata bibi
pembantu.
" Siapa?" tanya R***el.
"Katanya sih dari Photo Studio,
membawa foto-foto."
"Oohh. Suruh masuk saja Bi" serunya.
Ia lalu merapikan pakaiannya serta
makeup tipis yang menghiasi
kecantikan wajahnya. Ketika R***el
keluar dari kamarnya, seorang pria
telah menunggu di ruang tamu. Pria
itu kira-kira berusia 40 tahun,
bertubuh tinggi, tegap dan memakai
jaket kulit berwarna hitam dan
jeans. Ia memegang amplop coklat
dan menyandang sebuah kamera
foto. R***el tersenyum dan
mengulurkan tangannya:
"Hai, saya R***el. Anda ingin
bertemu saya ?"
"Hallo, saya Robert dan saya
membawa beberapa foto R***el
dari lokasi shooting yang lalu " kata
pria itu seraya mengulurkan amplop
coklat itu kepada R***el.
" Boleh saya buka?" tanya R***el
sembari merobek sisi amplop itu
dan mengeluarkan foto yang ada di
dalamnya.
R***el merasa seakan jantungnya
berhenti berdetak. Wajah cantik
gadis muda itu tampak pucat pasi.
Betapa tidak! R***el masih
mengenali wajahnya di foto?foto
yang dibawa Robert yang ternyata
adalah foto-foto yang
mempertontonkan wajah lugu
R***el 6 tahun lalu, ketika berganti
baju di kamar mandi Studio Budi
Han. Tampak jelas tubuh mulus
R***el dalam keadaan tanpa busana.
Payudaranya yang bulat tampak
indah dan menggairahkan dengan
puting susu yang dibalut plester.
"Saya berencana untuk menjual
foto-foto ini ke beberapa majalah
pria dan juga situs-situs internet.
Saya yakin mereka akan untung
besar dengan mempublikasikan foto-
foto ini " kata Robert dengan kalem.
"Saya.. saya tidak mengerti..! Apa
yang anda mau? Uang? Berapa ?"
tanya R***el terbata-bata. Dalam
hati ia menyesali mengapa tidak
berhati-hati ketika menanggalkan
pakaian. Ia tidak menyadari ada
kamera tersembunyi.
" Uang? Saya sudah punya banyak
uang !" kata Robert. Sambil menatap
R***el dalam-dalam, ia melanjutkan:
" R***el yang cantik, kamu punya
sesuatu yang tidak bisa dibeli oleh
uang berapapun " katanya sambil
tersenyum licik.
R***el langsung menyadari apa yang
diinginkan Robert. "Tidak! Saya tidak
mau melakukan itu. Itu namanya
pemerasan! Lagipula itu
bertentangan dengan keyakinan
saya !" tegas R***el sambil
memandang Robert dengan jijik.
"R***el manis, kamu sudah cukup
terkenal sekarang " kata Robert.
"Tapi ada saatnya kamu harus
membayar semua yang menjadi
kewajibanmu. Apakah semua etika
dan moral itu cukup untuk
melindungi dirimu? Bayangkan berapa
banyak laki-laki yang akan
bermasturbasi sambil melihat
gambar telanjang R***el M***am
Sayadina yang terkenal itu? Tapi
jika kau tidak berminat, baiklah. Aku
akan pergi saja " kata Robert
sembari mengambil semua foto-
foto tersebut dan memasukkannya
ke dalam amplop. Lalu ia melangkah
keluar pintu.
"Tunggu!" teriak R***el berusaha
mencegah Robert. "Mungkin kita bisa
kompromi. Bagaimana kalau saya..?"
R***el tidak dapt meneruskan
kata-katanya.
" Kamu mau menawarkan apa R***el?"
tanya Robert dengan seringai di
wajahnya.
" Bbb.. Blowjob" kata R***el terbata.
"OK deh.. mungkin bagus juga untuk
permulaan " kata Robert. Pria itu
kemudian membatalkan niatnya
untuk pergi dan berkata kepada
R***el, "Ayo.. tunjukkan kamarmu"
R***el membawa Robert masuk ke
kamarnya. Ia lalu duduk di tepi
ranjang. Robert kemudian mengunci
pintu kamar dan membuka
celananya. Mata R***el melotot
melihat tonjolan besar di dalam
celana dalam Robert.
"Ayo! Keluarkan, dan masukkan ke
mulutmu. Cepat !" seru Robert tak
sabar.
Dengan tangan gemetar R***el
menurunkan celana dalam Robert. Ia
terpekik kecil ketika kemaluan
Robert yang sudah mengeras itu
tiba-tiba menyentak keluar. Belum
pernah dalam hidupnya R***el
melihat penis seorang laki-laki
begitu dekat dengan wajahnya,
apalagi memegangnya. Walaupun
begitu ia menyadari bahwa kemaluan
Robert ini berukuran besar dan
panjang. R***el melingkari
tangannya di kemaluan Robert dan
kemudian mengocoknya dengan
tangan yang masih gemetaran.
Dengan perlahan ia mendekatkan
mulutnya ke kepala penis Robert.
Sambil menutup mata, R***el
membuka mulutnya dan perlahan-
lahan memasukan kemaluan Robert
ke dalam mulutnya.
Robert mendesah kecil merasakan
nikmatnya mulut R***el yang
hangat. Lidah gadis itu menyentuh
batang kemaluannya menimbulkan
kegelian yang menyenangkan.
Walaupun demikian, melihat R***el
hanya diam saja saat mengulum
penisnya, Robert kemudian menarik
kepala R***el dan mulai memaju
mundurkan pinggangnya "Memperkosa"
mulut perawan gadis itu.
R***el menengadah memandangi
Robert. Rasa jijik yang tadi ia
bayangkan tidaklah begitu hebat,
bahkan ia tampaknya mulai menyukai
aktivitas oral sex ini. Penis Robert
yang panjang keluar masuk mulut
R***el yang hangat. R***el
menyadari betapa kotor dirinya
melakukan itu, tetapi tanpa sadar
iapun mulai terangsang. Tangan
kanannya masih melingkari batang
kemaluan Robert yang panjang itu,
sementara tangan kirinya turun ke
sela pahanya sendiri, dan mulai
mengusap-usap kemaluannya dari
balik celana dalamnya.
Robert kemudian mempercepat
gerakannya di mulut R***el. Ia
kemudian merasakan penisnya mulai
berdenyut-denyut nikmat.
Dicabutnya pnisnya keluar dari
mulut R***el dan dengan tiba tiba,
ia menyemprotkan air maninya di
muka R***el.
R***el terpekik ketika wajahnya
menerima semprotan sperma
Robert yang jatuh dibawah mata
kirinya dan mengalir di pipinya yang
halus. Semprotan kedua malah
masuk ke dalam mulutnya yang
terbuka. Melihat hal itu, Robert
kembali memasukkan penisnya ke
dalam mulut R***el dan
menghabiskan ejakulasinya disana.
R***el dengan terpaksa menelan
semua air mani yang dikeluarkan
Robert. Gadis itu tidak mengira
begitu banyak yang mengalir ke
tenggorokannya, menyebabkan ia
merasa mual dan ingin muntah.
"Nah.. sekarang bersihkan dirimu"
perintah Robert kepada R***el.
R***el mengambil tissue dan mulai
membersihkan wajahnya dari
sperma Robert. Tapi ia heran
melihat Robert belum mengenakan
celananya.
"Sudah selesai kan? Kita sudah
sepakat ?" tanya R***el
"Tenang saja R***el, saya selalu
memegang perkataan saya " kata
Robert seraya menyerahkan foto-
foto itu kepada R***el.
" Tapi kamu pasti mau memberi saya
bonus untuk ini " lanjut Robert
seraya menunjukkan negatif foto-
foto itu kepada R***el.
" Curang!" jerit R***el seraya
berusaha merebut negatif-negatif
itu dari tangan Robert.
Tapi Robert cukup sigap untuk
mempertahankan miliknya itu.
" Tidak! Sudah cukup! aku tidak mau
memberi lebih !" ujar R***el.
"Aku masih perawan dan aku akan
tetap perawan sampai aku kawin.
Ada atau tidak ada foto-foto itu "
kata R***el.
" Baik, aku mengerti. Bagaimana
dengan cara lain? Aku jamin kamu
akan tetap perawan. " Balas Robert.
"Aa.. aku tidak mengerti" kata R***el
terbata.
" Lewat pantat, manis. Anal Sex!
Dengan begitu kamu akan tetap
punya selaput daramu itu " ujar
Robert.
R***el tertegun sejenak. Ia mulai
mempertimbangkan kata-kata
Robert bahwa ia akan tetap
perawan, dan ia akan mendapatkan
negatif foto telanjang dirinya.
" Baiklah", kata R***el, "Tapi tolong
pelan-pelan, aku belum pernah
melakukannya "
"OK, tapi aku tidak akan bohong
dengan mengatakan ini tidak sakit"
balas Robert
Robert tersenyum penuh
kemenangan. Ia menarik R***el
berdiri dan memutar tubuh gadis
itu. Dengan sigap ia melucuti celana
yang dikenakan gadis itu. Pantat
R***el yang mulus kini terpampang
di hadapannya. Ia mengelus
bongkahan pantat itu dengan lembut
hingga membuat R***el merinding.
"Ayo naik ke tempat tidur", perintah
Robert, "Nungging!"
R***el menuruti perintah Robert.
Pantat gadis itu menungging dengan
indahnya membuat Robert terbakar
nafsunya. Dari posisi ini, ia juga
dapat melihat vagina perawan
R***el yang berbulu halus. Robert
menyibakkan pantat gadis itu dan
memposisikan penisnya yang besar
itu di depan liang anus R***el
M***am.
R***el terhenyak merasakan
sodokan di lubang pantatnya yang
sempit itu. Secara refleks ia
mengerutkan anusnya menolak
kepala penis Robert yang mencoba
masuk.
"Rileks, nanti malah sakit" ujar
Robert. Mata pria itu memandang
berkeliling. Ketika ia melihat Baby Oil,
ia mengambilnya dan melumuri
penisnya. Lalu ia mencoba
memasukkan satu jari tangannya ke
dalam anus R***el.
R***el mengerang merasakan perih
ketika jari Robert menerobos
masuk. Robert lalu mengeluar-
masukkan jarinya untuk melumuri
liang anus R***el dengan Baby Oil.
Setelah dirasanya liang itu sudah
cukup licin, Robert menarik keluar
jari tanganna. R***el menarik nafas
lega, akan tetapi tak berapa lama
kemudian terdengar jerit kesakitan
gadis itu.
"Aahh!"
Penis Robert yang besar itu telah
mengoyak liang anus R***el yang
masih perawan itu. Robert menarik
keluar penisnya, kemudian
menghujamkan kembali dalam dalam.
R***el terus menjerit-jerit. Gadis
itu menangis merasakan sakit di
lubang anusnya.
"Sakit.. oohh.. sakit sekali" rintih
R***el menghiba-hiba. Tapi Robert
masih terus keasikan. Ia merasakan
nikmatnya liang anus R***el yang
menjepit batang kemaluannya. Ia
terus menghujam keras-keras
sehingga darah mulai keluar dari
anus R***el, membasahai pahanya
yang mulus dan juga batang
kemaluan Robert.
Robert kemudian menarik keluar
penisnya dari anus R***el. Ia
kemudian membalikkan badan gadis
itu hingga telentang. Ia kemudian
melucuti blouse dan bra R***el.
Dikangkangkannya paha R***el
lebar-lebar. Vagina gadis itu tampak
merah menggairahkan, dan Robert
berusaha menahan diri untuk tidak
menghujamkan kemaluannya ke
dalam vagina perawan yang
menantang itu. Sambil meremas-
remas payudara R***el, ia kembali
memasukkan penisnya ke dalam
anus gadis itu yang masih
berdarah-darah.
R***el kembali merasakan sakit
yang tadi. Namun kini Robert
mengelus-elus vagina gadis itu
mencoba memberikannya
kenikmatan. Tangan Robert yang
terampil memainkan klitoris R***el
sembari penisnya keluar masuk anus
gadis itu. R***el tampaknya sudah
tidak kesakitan seperti tadi, bahkan
ia menikmati permainan tangan
Robert. Gadis cantik itu
memejamkan matanya. Vagina
perawannya sudah basah.
Tak lama kemudian, tubuh mulus
R***el mengejang. Gadis itu
orgasme. Melihat itu, Robert
mempercepat kocokannya dan
memuntahkan air mani dalam liang
anus R***el. Liang anus yang
sempit itu tidak dapat menampung
air mani yang begitu banyak
sehingga sebagian mengalir keluar
bercampur darah.
Dengan penuh kepuasan Robert
mencabut penisnya. Kemudian ia
berpakaian dan menyerahkan negatif
foto-foto itu kepada R***el.
"Senang berbisnis denganmu R***el"
katanya.
" Sampai jumpa manis" dan iapun pergi
meninggalkan R***el yang tergolek
lemas.
Beberapa hari kemudian, R***el
menjerit dan menangis melihat
foto-foto dirinya dan beberapa
selebritis lain di koran-koran.
Bahkan ia pun dikirimi copy VCD
yang memperlihatkan adegan di
kamar mandi Budi Han itu.

mustofa satrio 03 Mar, 2011


--
Source: http://mustofaxxxzone.blogspot.com/2011/03/penyesalan-rachel-maryam.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

UNLIMITED DOWNLOAD 3GP BOKEP TERBARU CLICK DISINI......

NO HP CEWEK2 PANGGILAN GILA SEXS CLICK DISINI......

ALAMAT FACEBOOK< TWUITER, dan No HP CEWEK2 (AYAM KAMPUS) INDO CLICK DISINI......