MOCI UNTUKMU , BLACKI UNTUKKU


Namaku Herlin. Aku adalah seorang
pegawai swasta di sebuah
perusahaan jasa kontraktor di
Sorong, Irian Jaya. Ibuku dari Solo
dan Papa dari Manado. Sudah hampir
4 tahunan aku tinggal di Sorong,
Irian Jaya. Tadinya aku ikut
suamiku yang kebetulan Pegawai
Negeri di Dinas Kehutanan yang
dipindahkan bertugas di Sorong. Eh,
dari pada menganggur, aku melamar
kerja dan diterima, setahun setelah
kami pindah. Mas Johan, suamiku
pun tidak keberatan kalau aku
bekerja. Hitung-hitung cari
pengalaman, katanya. Kisahku ini
mungkin agak menggelikan dan
menjijikan, tetapi ini bukan basa-
basi loh..!
Di kota yang terbilang indah tetapi
sepi ini, aku mempunyai seorang
teman akrab, Susan namanya. Susan
itu istri Marcel, teman sekantor
suamiku. Nah, jika suamiku dan
Marcel sedang tugas di luar Sorong,
biasanya Susan menginap di
rumahku. Atau kadang aku yang
menginap di rumahnya. Kami pun jadi
sangat akrab seperti saudara.
Maklum, kami juga sama-sama
belum dikaruniai anak, jadi rasa
senasib terasa benar di antara
kami.
Cerita ini berawal saat bulan Juni 2
tahun lalu, Mas Johan dan Marcel,
suami Susan dapat panggilan
pendidikan di Denpasar. Kami pun
memutuskan bahwa aku lah yang
harus menginap di rumah Susan
selama dua minggu. Hari-hari
pertama tidak ada yang ganjil
bagiku. Rumah Susan menyenangkan.
Maklum suaminya yang hobby
mengoleksi hewan langka begitu
pandai menata rumahnya. Ada dua
binatang kesayangan Marcel yang
juga kesayangan Susan. Si Blacky
anjing herder jantan dan Moci si
Simpanse jantan pula. Blakcki anjing
yang pintar, dan Moci pun Simpanse
yang cerdik, jadi mereka tetap
akur. Dan, saking sayangnya Susan
dan Marcel pada mereka, mereka
dibiarkan terlepas tidak terikat,
apalagi dikurung.
Nah, suatu sore, sepulang aku dari
kantorku, aku langsung mandi. Susan
yang katanya lagi kangen berat
sama Marcel tengah asik nonton
VCD. Tidak tahu apa filmnya, tetapi
yang jelas Susan suka drama yang
romantis. Usai mandi aku menemani
Susan menonton VCD. Tentu saja
Moci dan Blacky setia menemani
kami.
"Wuih seriusnya. Film apaan sih San..?"
tanyaku.
" Dramanya Roberth de Niro nih Lin.
Lagi seru. Eh, tadi si Ivon kemari
ngasih titipan buat kamu, tuh ada
di meja tengah.. !" jawab Susan
sekaligus memberitahuku kalau si
Ivon memberikan titipan.
Ivon itu kenalan baruku, pemilik
Salon Ivon. Dan ternyata yang
dibawanya adalah titipan Mas Johan,
VCD porno, he.. he.. he..!
"Apaan tuh Lin..?" tanya Susan saat
aku membuka koran bungkusan VCD
itu.
" Eh, ini Sus.., titipannya Mas Johan.
Film BF.., " jawabku sekenanya.
Tanpa basa basi, Susan langsung
merebut 3 keping VCD porno itu
dari tanganku.
" Kita nonton yuk..! Buat hiburan..,"
katanya.
Yah, sore itu 3 film BF kami lihat
bersama-sama, Moci dan Blacki kami
ungsikan dulu keluar kamar. Malam
harinya, setelah makan malam,
rasanya aku mengantuk sekali, aku
pun langsung tidur. Tetapi aku
terjaga sekitar pukul 12 malam,
biasa, kebelet pipis. Eh, tiba-tiba
aku sadar kalau si Susan tidak ada
di sisiku. Kemana ya..? Ah, aku
langsng saja ke kamar mandi untuk
pipis. Setelah itu baru aku cari
Susan. Aku mencarinya hingga ke
dapur, tetapi tetap tidak ada.
Lalu aku sedikit tersentak ketika
melihat bayangan di ruang kerja
Marcel. Aku juga mendengar
erangan Susan. Sepetinya lagi dilanda
birahi yang sangat tinggi. Aku
mendekat ke arah pintu ruangan
itu, dan kuintip dari lubang pintu.
Astaga, dalam keremangan itu aku
melihat Susan yang sudah tidak
berbusana tengah dicumbui oleh
Moci, simpanse kesayangannya.
"Ohh.., hsst.., ngghh.., Moci sayankhh..,"
ceracau Susan tidak karuan.
Moci yang tingginya sekitar 160 cm
dan berbadan besar itu tengah
mengarahkan mulutnya ke
selangkangan Susan. Susan sendiri
matanya terpejam dan
mengangkangkan kakinya sambil
tiduran. Ihh serem..! Aktifitas Moci
makin menggila, Susan dibopongnya
dan dibantingnya kembali ke Sofa
sehingga posisi Susan jadi
membelakanginya. Lalu.., wow..!
Batang penis Moci yang sudah
mekar membesar itu langsung
disodokkan ke arah liang
senggamanya Susan.
"Ahh.., hhsst.. ayoo Moci..!" perintah
Susan.
Bagaikan budak yang baik, Moci
langsung memompa pantatnya maju
mundur, sehingga batang
kemaluannya yang berbulu
menerobos masuk keluar vagina
Susan.
" Oarghhk.., rggkk..," Moci mengerang
ganas.
Susan terpontang-panting, kepalanya
bergoyang-goyang. Kupikir, pastilah
Susan merasakan kenikmatan luar
biasa dari penis Moci. Aku yang
melihat adegan Moci-Susan menjadi
tidak kuasa menahan gejolak yang
mulai menjalari tubuhku.
Ah.., bersetubuh dengan hewan..?
Tanpa sadar aku meraba-raba
sendiri payudaraku. Lalu tanganku
menyusup ke selangkanganku yang
memang sudah tidak terbungkus
(kalau tidur aku memang malas
pakai CD dan Bra).
" Ooohh.., nikmatnya..," sambil mataku
tetap memandangi tubuh Susan
yang tengah digagahi Moci.
Tapi tiba-tiba aku dikejutkan oleh
jilatan-jilatan halus di betisku. Dan,
astaga.., si Blacki tengah menjilati
betisku. Aku ingin marah, tetapi
saat itu aku merasa kenikmatan
tersendiri dari lidah Blacki. Aku pun
membiarkan Blacki menjilati betisku,
dan mataku kembali ke lubang pintu,
melihat Susan dan Moci.
Susan kini sudah ganti posisi. Kulihat
dia telentang di Sofa, sementara
Moci menggenjotnya dari atas.
" Teruuss, Moci sayang.., aku
kenikmataann niih.. !" desah Susan.
Pemandangan di dalam ruang kerja
Marcel itu membat birahiku segera
memuncak. Apalagi jilatan Blacki
sudah mulai naik hingga belahan
pantatku yang memang menjorok ke
belakang, karena aku sedang
mengintip. Blacki nampaknya tengah
birahi pula, pikirku.
" Hiisst.., Blacckkiih..," desahku tanpa
sadar.
Blacki memang pintar menaikan
birahiku. Daerah betis hingga belahan
pantatku terus saja dijilati lidahnya
yang berstruktur agak kasar.
Lama-lama aku sudah tidak
konsentrasi lagi dengan Susan-Moci.
Aku melangkah perlahan ke kamar
tidur, sedangkan Blakci terus
mengikutiku sambil menjilati pahaku.
Kadang jilatan itu sampai juga ke
vaginaku yang mulai berlendir. Aku
duduk di tepi ranjang dengan kaki
ternganga lebar, dan kubiar Blacki
kini menjilati vaginaku dengan
leluasa.
"Lakukanlah Black.., aku milikmu
sayang.. !" rintihku.
Blacki sermakin agresif menjilati
vaginaku. Yang kurasakan saat itu
tulang-tulangku seakan luluh lemas
dan ingin segera menuju puncak
kenikmatan.
" Ohh.., Black.., sstt.., yyeaahh..,"
desahku nikmat.
Kemudian mendadak Blacki berhenti
beraksi.
" Grrhhkk..," dia menggumam seperti
marah padaku.
Tetapi aku segera mengerti, Blacki
rupanya ingin segera menyetubuhiku.
Aku pun segera turun dari ranjang
dan merangkak membelakangi Blacki.
Tidak lama kemudian Blacki
mengangkat dua kaki depannya dan
menekan pinggangku. Kini posisi kami
layaknya sepasang anjing yang akan
kawin.
" Auuhhsstt.., ohh..," desahku ketika
merasakan ada benda yang agak
kasar menerobos masuk di lubang
senggamaku.
Blacki memang sudah birahi, dan
langsung memompa kemaluanku
dengan batang kemaluannya yang
dua kali lebih besar dari milik Mas
Johan suamiku. Vaginaku terasa
sesak dan penuh oleh kemaluan
anjing Herder itu.
15 menit kemudian, "Ohh.., Blacki
sayanggkkhh.. aku keluar sayanghkk.."
teriakku histeris saat merasakan
seluruh otot vaginaku berkontraksi
cepat.
Yaa, aku orgasme. Tidak lama
kemudian aku terkulai lemas seperti
bersujud. Blacki masih aktif
memompaku. Hingga kusadar, kini
posisi Blacki membelakangiku. Kami
saling adu pantat, dengan kelamin
bertemu (seperti anjing kawin itu
lho).
" Ehh.. Herlin.., Kamuu..?" Susan kaget
saat mendapatiku dalam posisi
kawin anjing begitu.
" Kamu juga kan San..? Sama si
Moci.. ?" jawabku kelelahan.
Susan pun tersenyum.
Sejak saat itu, selama dua minggu
suami kami pergi pendidikan ke
Denpasar, kami selalu dapat menuai
kenikmatan dari binatang
kesayangan Marcel dan Susan itu.
Yah.. hitung-hitung selingkuh tidak
beresiko lah..!

mustofa satrio 03 Mar, 2011


--
Source: http://mustofaxxxzone.blogspot.com/2011/03/moci-untukmu-blacki-untukku.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

UNLIMITED DOWNLOAD 3GP BOKEP TERBARU CLICK DISINI......

NO HP CEWEK2 PANGGILAN GILA SEXS CLICK DISINI......

ALAMAT FACEBOOK< TWUITER, dan No HP CEWEK2 (AYAM KAMPUS) INDO CLICK DISINI......